8. Sungai Ayung
Sungai Ayung adalah sungai terpanjang di Bali. Sungai ini mengalir sepanjang 62,5 km dan bermuara di Selat Badung di Sanur. Sungai ini terkenal sebagi lokasi rafting di Bali.
Daerah aliran sungai (DAS) Ayung mencakup luas 109,30 km².[4] dengan anak-anak sungainya mencapai 300,84 km² (sekitar 30.000 ha).[1] Sungai Ayung yang panjangnya sekitar 68,5 km ini mengalir dari sumbernya di dekat Kintamani menyusuri sebelah selatan pegunungan yang membatasi Bali utara dan Bali selatan serta berhilir di Pantai Padanggalak. Di bagian hulu, sungai Ayung terdiri dari tiga anak sungai yang cukup besar, yaitu Tukad Bangkung yang berhulu di Pelaga, Tukad Menggani yang berhulu di daerah Catur, dan Tukad Siap yang berhulu di daerah Kintamani. Ketiga anak sungai ini bersatu di daeah Payangan.[1]
Secara umum DAS Ayung dapat dibagi menjadi tiga daerah:
- Daerah hulu : mulai dari daerah Penikit di Kecamatan Petang ke utara sampai dengan daerah Kintamani yang dibatasi oleh jalan Kintamani-Singaraja, dan Plaga Kecamatan Petang yang dibatasi oleh punggung perbukitan hutan Puncak Mangu. Daerah bagian hulu DAS Ayung terletak pada topografi miring sampai sangat curam.
- Daerah bagian tengah : mulai dari daerah Penikit di Kecamatan Petang ke selatan sampai di Abiansemal. Daerah bagian tengah ini terletak pada topografi datar sampai bergelombang.
- Daerah bagian hilir : mulai dari Abiansemal ke selatan Peguyangan, Tonja, Kesiman sampai muara sungai Ayung di pantai Padanggalak, Kecamatan Denpasar Timur hampir seluruhnya memiliki topografi datar.[1]
Tingkat erosi di wilayah DAS Ayung berkisar dari sangat ringan sampai sangat berat, erosi sangat ringan terdapat pada penggunaan lahan sawah yang tersebar di bagian tengah dan hilir DAS, yaitu mulai dari Kecamatan Petang bagian selatan, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Denpasar Utara dan Kecamatan Denpasar Timur. Tingkat erosi ringan pada lahan sawah disebabkan oleh lerengnya yang datar, vegetasinya rapat dan telah diterapkan teknik konservasi tanah dan air seperti teras bangku dengan konstruksi baik.[1]
Penulis : Septia Anisa
Komentar
Posting Komentar